0

Harmonisasi Standar Akuntansi Internasional

Posted by WELCOME TO MY BLOG on 01.24
i dalam akuntansi keuangan dikenal adanya standar yang harus dipatuhi dalam pembuatan laporan keuangan. Standar tersebut diperlukan karena banyaknya pengguna laporan keuangan, bahkan untuk satu laporan keuangan yang sama. Jika tidak terdapat standar, perusahaan dapat saja menyajikan laporan keuangan yang mereka miliki sesuai dengan kehendak mereka sendiri. Hal ini akan menjadi masalah bagi pengguna karena akan menyulitkan bagi mereka untuk memahami laporan keuangan yang ada.

Standar yang ada untuk akuntansi keuangan dibuat oleh dewan standar di masing-masing negara. Dewan standar tersebut menyusun standar akuntansi yang berlaku di dalam negara tersebut dan dipakai oleh entitas yang ada di negara tersebut juga. Karena standar akuntansi dibuat dan disusun oleh masing-masing dewan standar di tiap negara, standar akuntansi antara satu negara dengan negara lain sangat mungkin berbeda.

Saat ini, ketika dunia bisnis dapat dikatakan hampir tanpa batas negara, sumber daya produksi (misal uang) yang dimiliki oleh seorang investor di satu negara tertentu dapat dipindahkan dengan mudah dan cepat ke negara misalnya melalui mekanisme bursa saham. Tentu saja akan timbul suatu masalah ketika standar akuntansi yang dipakai di negara tersebut berbeda dengan standar akuntansi yang dipakai di negara lain. Investor dan kreditor serta calon investor dan calon kreditor akan menemui banyak kesulitan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan dengan standar yang berbeda-beda.

lanjut……..

Contoh perlakuan-perlakuan akuntansi yang berbeda disebabkan oleh adanya penggunaan standar yang berbeda menurut Frederick D. S. Choi dan Gary K Meek dalam bukunya International Accounting 5th Edition, 2005 adalah:

  • Standar akuntansi di Inggris Raya membolehkan perusahaan menggunakan penilai untuk menentukan nilai pasar wajar atas aset tetapnya dan hal tersebut tidak boleh dilakukan di Amerika
  • Standar akuntansi di Meksiko memperbolehkan perusahaan untuk menyesuaikan nilai persediaannya terhadap laju inflasi, dan kebanyakan negara lain melarang hal tersebut.
  • Standar akuntansi di Amerika Serikat memperbolehkan goodwill dikapitalisasi dan dijadikan beban hanya jika goodwill tersebut mengalami penurunan nilai, sedangkan di beberapa negara lain goodwill dapat diamortisasi dengan periode yang berbeda-beda.
  • Standar akuntansi di beberapa negara fasilitas yang diberikan kepada pekerja semisal fasilitas kesehatan boleh diakui sebagai kewajiban sedangkan di negara lain hal tersebut baru diakui ketika fasilitas tersebut dibayarkan
  • Standar akuntansi beberapa negara lebih mementingkan pengakuan pendapatan dengan mengunakan basis kas dan bukan dengan basis akrual.

Untuk mencegah munculnya permasalahan-permasalahan yang diakibatkan adanya perbedaan dalam standar akuntansi yang digunakan oleh berbagai negara, Dewan Komite Standar Akuntansi Internasional (Board of IASC) yang didirikan pada tahun 1973 mengeluarkan standar akuntansi internasional (IAS). Keluarnya IAS tersebut diikuti dengan beberapa intepretasi tentang IAS dalam bentuk SIC (Standing Intepretation Committee).

Perkembangan selanjutnya adalah IASC membentuk IASC Foundation. Melalui IASC Foundation tersebut pengembangan standar akuntansi dan standar pelaporan memasuki tahap baru. Tahapan baru dalam pengembangan standar akuntansi dan pelaporan tersebut adalah dengan dibentuknya beberapa badan yang ada di bawah IASC Foundation. Beberapa badan bentukan IASC Foundation adalah

(a) IASB (International Accounting Standard Board)

(b) IFRIC (International Financial Reporting Committee)

(c) SAC (Standard Advissory Committee).

IASB berperan dalam menerbitkan standar akuntansi yang baru dengan meperhatikan masukan dari SAC. IFRIC berperan memberikan inteprestasi atas standar yang dikeluarkan oleh IASB. Langkah IASB selain menerbitkan standar baru adalah merevisi dan mengganti standar-standar lama yang telah ada sebelumnya. Standar-standar yang dikeluarkan oleh IASB tersebut kemudian diberi nama IFRS (Internastional Financial Reporting Standard). IFRS dapat berisi standar yang menggantikan standar yang sebelumnya atau standar yang memang benar-benar baru.

Standar tersebut, IFRS dan IAS, menjadi acuan atau diadopsi langsung oleh para penyusun standar di tiap-tiap negara yang ingin merevisi standar mereka agar sesuai dengan standar yang berlaku secara internasional. Standar yang telah dibuat oleh penyusun standar tersebut, yang mungkin telah mengacu pada IFRS dan IAS, kemudian dijadikan sebagai pedoman dalam pencatatan akuntansi bagi perusahaan-perusahaan yang berada dalam wilayah berlakunya standar tersebut.

Dalam kaitannya dengan standar internasional, terdapat beberapa macam langkah yang dilakukan oleh banyak negara sehubungan dengan perbedaan dengan standar yang mereka buat sebelumnya. Secara garis besar langkah-langkah yang dapat diambil tersebut dapat dibagi menjadi harmonisasi dan konvergensi.

Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan komparabilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam. Secara sederhana pengertian harmonisasi standar akuntansi dapat diartikan bahwa suatu negara tidak mengikuti sepenuhnya standar yang berlaku secara internasional. Negara tersebut hanya membuat agar standar akuntansi yang mereka miliki tidak bertentangan dengan standar akuntansi internasional.

Harmonisasi fleksibel dan terbuka sehingga sangat mungkin ada perbedaan antara standar yang dianut oleh negara tersebut dengan standar internasional. Hanya saja diupayakan perbedaan dalam standar tersebut bukan perbedaan yang bersifat bertentangan. Selama perbedaan tersebut tidak berlawanan standar tersebut tetap dipakai oleh negara yang bersangkutan.

Konvergensi dalam standar akuntansi dan dalam konteks standar internasional berarti nantinya ditujukan hanya akan ada satu standar. Satu standar itulah yang kemudian berlaku menggantikan standar yang tadinya dibuat dan dipakai oleh negara itu sendiri. Sebelum ada konvergensi standar biasanya terdapat perbedaan antara standar yang dibuat dan dipakai di negara tersebut dengan standar internasional.

Konvergensi standar akan menghapus perbedaan tersebut perlahan-lahan dan bertahap sehingga nantinya tidak akan ada lagi perbedaan antara standar negara tersebut dengan standar yang berlaku secara internasional.


|
0

PELAPORAN IFRS

Posted by WELCOME TO MY BLOG on 01.15

Seluruh laporan berasal dari satu sumber

FlexFinance menyediakan data dan nilai bagi berbagai laporan IFRS yang bersumber dari berbagai data mart IFRS. Berdasarkan hal ini, analisa-analisa individu dapat dilakukan dan sejumlah besar jenis laporan dapat dipersiapkan. IFRS mengharapkan laporan-laporan sebagai berikut :

  • Laporan Neraca (laporan posisi keuangan)
  • Laporan Pendapatan (laporan pendapatan yang komprehensif dan laporan perubahan equitas)
  • Laporan Segmen
  • Laporan Aliran Dana

FlexFinance IFRS berdasar pada pendekatan debet/kredit yang komprehensif dan memenuhi kebutuhan pelaporan instrumen keuangan dari berbagai periode akuntansi dari laporan neraca dan laporan P&L standar.

Untuk laporan dan pengungkapan tambahan lainnya, berbagai data mart menyediakan rekod data secara global yang mudah diakses. Solusi yang canggih ini menyediakan sejumlah deal parameter yang deskriptif dan angka yang memenuhi standar IFRS.

Hingga saat ini, hanya sejumlah kecil supervisor yang telah mendefinisikan tampilan yang ditetapkan dengan elemen yang telah ditentukan dan isinya yang sesuai dengan IFRS. Sebagai bagian dari paket pelaporan IFRS, FlexFiannce Reported menyediakan sejumlah laporan dengan tampilan yang telah ditetapkan termasuk isi dari laporan tersebut.

Misalnya, paket ini tersedia bagi pelaporan keuangan sesuai dengan CEBS. Ini memungkinkan bank untuk secara penuh mengimplementasikan standar baru dalam taksonomi XBRL dan mengarahkannya pada sistem pelaporan sesuai peraturan lokal.

Pemisahan antara pelaporan dan penyimpanan data memungkinkan variasi ex-post untuk digunakan bagi analisa lainnya.

Fungsionalitas Secara Detil

Dengan komponen dari FlexFinance IFRS Reported, FERNBACH memiliki modul pelaporan yang sangat fleksibel berdasarkan data mart bagi kebutuhan pelaporan internal maupun eksternal.

Sebagai bagian dari paket laporan yang berstandarkan pada IFRS, FlexFinance IFRS Reported menyediakan rekod data bagi sistem laporan apapun dan menghasilkan laporan tersebut dalam format EXCEL, HTML, PDF, XML, XBRL dan lain sebagainya. Laporan-laporan standar ini termasuk diantaranya laporan segmen, kalkulasi aliran kas dan analisa produk tertentu seperti peninjauan terhadap derivatif atau struktur dari kondisi yang masih tersisa menuju pematangan (maturity).

Sebagai tambahan dari permintaan khusus terhadap IFRS, FlexFinance IFRS menjawab pertanyaan seperti "Apakah Realisasi dan Non-Realisasi dari P&L untuk sebuah transaksi tunggal atau portfolio ?" , "Bagaimana perubahan pada credit spread mempengaruhi P&L?" atau "Apakah dampak dari perubahan harga pasar saat ini terhadap aset kita?.

Nilai Tambah dari FlexFinance IFRS Reporting

  • Pemisahan antara penyimpanan data dan pelaporan dapat mendukung berbagai analisa kapanpun dan untuk tanggal apapun
  • Periode pelaporan dapat dengan mudah diubah secara parameterisasi
  • Bank mendefinisikan periode untuk laporan baik individual maupun agregatnya.
  • Melalui pra-kalkulasi dari data dan sumber tunggal baik bagi peraturan (rules) dan data, pelaporan akhir bulan dan bentuk pelaporan lainnya dapat diselesaikan dalam waktu yang cenderung sangat singkat
  • Laporan-laporan dapat disimpan secara historis pada database terpisah.
  • Data historis dapat dianalisa dan dianalisa kembali menggunakan berbagai jenis karakteristik yang berbeda-beda.
(berbagai sumber)


|
0

Konvergensi Standar laporan ke Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS)

Posted by WELCOME TO MY BLOG on 05.03


Softskill Akuntansi Internasional (Untuk memenuhi Tugas akuntansi Internasional )
Alinda Martha Fury
20207088
Universitas Gunadarma


Konvergensi Standar laporan ke Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS)

Penerapan International Financial Accounting Standard (IFRS) di Indonesia saat ini masih belum banyak dilakukan oleh kalangan ekomoni di Indonesia. Padahal penerapan IFRS dalam sistem akuntasi perusahaan akan menjadi salah satu tolak ukur yang menunjukkan kesiapan bangsa Indonesia bersaing di era perdagangan bebas.

IFRS saat ini menjadi topik hangat di kalangan ekonomi, khususnya di kalangan akuntan. IAI telah menetapkan tahun 2012 Indonesia sudah mengadopsi penuh IFRS, khusus untuk perbankan diharapkan tahun 2010. Tapi rupanya sampai sekarang masih kalang kabut, padahal Indonesia sudah mengacu pada IFRS ini sejak 1994.

Di indoensia sebenarnya sebagian perusahaan yang sudah mengacu pada IFRS, pengapdosian IFRS mestinya diikuti pula dengan pengapdosian standar pengauditan internasional. Standar pelaporan keuangan perusahaan tidak akan mendapatkan pengakuan tinggi, bila standar yang digunakan untuk pengauditan masih standar lokal.

Sebenarnya apa yang menyebabkan konvergensi standard pelaporan akuntansi ke IFRS?

Indonesia telah memiliki sendiri standar akuntansi yang berlaku di Indonesia. Prinsip atau standar akuntansi yang secara umum dipakai di Indonesia tersebut lebih dikenal dengan nama Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). PSAK disusun dan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Ikatan Akuntan Indonesia adalah organisasi profesi akuntan yang ada di Indonesia.

Dari revisi tahun 1994 IAI juga telah memutuskan untuk melakukan harmonisasi standar PSAK kepada International Financial Reporting Standard (IFRS). Selanjutnya harmonisasi tersebut diubah menjadi adopsi dan terakhir adopsi tersebut ditujukan dalam bentuk konvergensi terhadap International Financial Reporting Standard. Program konvergensi terhadap IFRS tersebut dilakukan oleh IAI dengan melakukan adopsi penuh terhadap standar internasional (IFRS dan IAS).

Salah satu bentuk revisi standar IAI yang berbentuk adopsi standar international menuju konvergensi dengan IFRS tersebut dilakukan dengan revisi terakhir yang dilakukan pada tahun 2007. Revisi pada tahun 2007 tersebut merupakan bagian dari rencana jangka panjang IAI yaitu menuju konvergensi dengan IFRS sepenuhnya pada tahun 2012.

Skema menuju konvergensi penuh dengan IFRS pada tahun 2012 dapat dijabarkan sebagai berikut:

  • Pada akhir 2010 diharapkan seluruh IFRS sudah diadopsi dalam PSAK;
  • Tahun 2011 merupakan tahun penyiapan seluruh infrastruktur pendukung untuk implementasi PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS;
  • Tahun 2012 merupakan tahun implementasi dimana PSAK yang berbasis IFRS wajib diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik.

Revisi tahun 2007 yang merupakan bagian dari rencana jangka panjang IAI tersebut menghasilkan revisi 5 PSAK yang merupakan revisi yang ditujukan untuk konvergensi PSAK dan IFRS serta reformat beberapa PSAK lain dan penerbitan PSAK baru. PSAK baru yang diterbitkan oleh IAI tersebut merupakan PSAK yang mengatur mengenai transaksi keuangan dan pencatatannya secara syariah. PSAK yang direvisi dan ditujukan dalam rangka tujuan konvergensi PSAK terhadap IFRS adalah:

  1. PSAK 16 tentang Properti Investasi
  2. PSAK 16 tentang Aset Tetap
  3. PSAK 30 tentang Sewa
  4. PSAK 50 tentang Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan
  5. PSAK 55 tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

PSAK-PSAK hasil revisi tahun 2007 tersebut dikumpulkan dalam buku yang disebut dengan Standar Akuntansi Keuangan per 1 September 2007 dan mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2008.

Dampak Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) Terhadap Bisnis

Ketua Dewan Pengurus Nasional IAI, Ahmadi Hadibroto menyatakan: “Langkah startegis menuju keseragaman “bahasa” dalam Akuntansi dan pelaporan keuangan di sektor privat ini merupakan agenda utama profesi

Akuntansi secara global. Terciptanya harmonisasi standar Akuntansi global juga menjadi salah satu tujuan dan komitmen kelompok G-20 dalam meningkatkan kerjasama perekonomian dunia”

Dengan adanya standar global tersebut memungkinkan keterbandingan dan pertukaran informasi secara universal. Konvergensi IFRS dapat meningkatkan daya informasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Adopsi standar internasional juga sangat penting dalam rangka stabilitas perekonomian.

Manfaat dari program konvergensi IFRS diharapkan akan mengurangi hambatan-hambatan investasi, meningkatkan transparansi perusahaan, mengurangi biaya yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan, dan mengurangi cost of capital. Sementara tujuan akhirnya laporan keuangan yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) hanya akan memerlukan sedikit rekonsiliasi untuk menghasilkan laporan keuangan berdasarkan IFRS.

Banyaknya standar yang harus dilaksanakan dalam program konvergensi ini menjadi tantangan yang cukup berat bagi publik untuk sedari dini mengantisipai implementasi program konvergensi IFRS.

Akuntan Publik harus segera mengupdate pengetahuannya dan menyesuaikan pendekatan audit yang berbasis IFRS. Akuntan Manajemen/Perusahaan dapat mengantisipasi dengan segera membentuk tim sukses konvergensi IFRS yang bertugas mengupdate pengetahuan Akuntan Manajeman, melakukan gap analysis dan menyusun road map konvergensi.

Akuntan Akademisi/Universitas diharapkan mengupdate pengetahuan para Akademisi, merevisi kurikulum dan silabus serta melakukan berbagai penelitian yang terkait. Regulator perlu melakukan penyesuaian regulasi yang terkait dengan pelaporan keuangan dan perpajakan serta melakukan upaya pembinaan dan supervisi terhadap profesi yang terkait dengan pelaporan keuangan seperti penilai dan aktuaris.

Standar Pelaporan Keuangan Internasional

Upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan Mencari Solusi Jangka Panjang terhadap kurangnya transparansi Informasi keuangan, Membuat Standar Akuntansi Internasional Boards - IASB melakukan percepatan Harmonisasi standar Akuntansi Internasional khususnya International Financial Reporting Standards - IFRS Yang Dibuat Oleh IASB dan Dewan Standar Akuntansi Keuangan (Badan Pembuat Standar Akuntansi di amerika Serikat).

Composition Komposisi IFRS adalah memastikan bahwa Laporan keuangan dan Laporan keuangan interim anak pajak tangguhan untuk periode-periode Yang dimaksud KESAWAN Laporan keuangan Tahunan, mengandung berkualitas Informasi Yang Tinggi:

  1. Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan. Transparan BAGI para pengguna dan dapat dibandingkan periode Sepanjang Yang reklasifikasi /.
  2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS. Menyediakan Titik akhir Yang memadai untuk akuntansi IFRS berdasarkan Yang PADA.
  3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna. Dapat dihasilkan Artikel Baru Yang biaya regular tidak melebihi Manfaat untuk para pengguna.

RUANG LINGKUP STANDAR: Ruang LINGKUP STANDAR:

Standar ini berlaku apabila sebuah perusahaan menerapkan IFRS untuk pertamakalinya melalui suatu pernyataan eksplisit tanpa syarat tentang kesesuaian dengan IFRS. Standar Suami Berlaku apabila sebuah anak pajak tangguhan Checklists Memverifikasi Daftar nama IFRS untuk pertamakalinya Canada suatu pernyataan eksplisit Tanpa syarat Tentang IFRS Artikel Baru kesesuaian. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan yang pertamakalinya berdasarkan IFRS (termasuk laporan keuangan interim untuk periode pelaporan tertentu ) menyediakan titik awal yang memadai dan transparan kepada para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang seluruh periode disajikan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa Laporan keuangan anak pajak tangguhan Yang pertamakalinya berdasarkan IFRS (termasuk Laporan keuangan untuk periode tertentu pelaporan interim) menyediakan Titik akhir Yang memadai dan transparan kepada para pengguna dan dapat dibandingkan periode Sepanjang reklasifikasi / seluruh.

KONSEP POKOK: Konsep Pokok:

  1. Tanggal pelaporan ( reporting date) adalah tanggal neraca untuk laporam keuangan pertama yang secara eksplisit menyatakan bahwa laporan tersebut sesuai dengan IFRS (sebagai contoh 31 Desember 2006). Tanggal pelaporan (tanggal laporan) adalah laporam Tanggal Neraca keuangan untuk Pertama Yang Secara eksplisit menyatakan bahwa Laporan tersebut sesuai Artikel Baru IFRS (sebagai contoh 31 Desember 2006).
  2. Tanggal transisi ( transition date) adalah tanggal neraca awal untuk laporan keuangan komparatif tahun sebelumnya (sebagai contoh 1 Januari 2005, jika tanggal pelaporan adalah 31 Desember 2006). Tanggal transisi (tanggal transisi) adalah akhir Tanggal Neraca untuk Laporan keuangan komparatif years sebelumnya (sebagai contoh 1 Januari 2005, jika adalah pelaporan Tanggal 31 Desember 2006).

Pengecualian untuk penerapan retrospektif IFRS terkait dengan hal-hal berikut: Variabel argumen penanganan untuk PENERAPAN retrospektif IFRS Berlangganan hal-hal berikut Artikel Baru:

  1. Penggabungan usaha sebelum tanggal transisi. Penggabungan transisi at Tanggal usaha.
  2. Nilai wajar jumlah penilaian kembali yang dapat dianggap sebagai nilai terpilih. Nilai Wajar Dilaporkan penilaian Aset Yang dapat dianggap sebagai Nilai terpilih.
  3. Employee benefits. Imbalan kerja.
  4. Perbedaan kumulatif atas translasi (penjabaran) mata uang asing, muhibah ( goodwill ), dan penyesuaian nilai wajar. Penyusutan kumulatif tetap Permanent translasi (penjabaran) mata uang Mata, muhibah (goodwill), dan penyesuaian Nilai Wajar.
  5. Instrumen keuangan, termasuk akuntansi lindung nilai ( hedging). Instrumen keuangan, termasuk akuntansi lindung Nilai (hedging).

INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD

( IFRS )

Perubahan Lingkungan Pelaporan Keuangan

Teknologi informasi yang berkembang pesat telah mengubah lingkungan pelaporan keuangan secara dramatis, mengurangi batas jarak fisik dan mampu membuat informasi menjadi tersedia diseluruh dunia hanya dengan sekali pencet tombol dalam (Enter) dari komputer. Kemajuan ini membawa jutaan investor (jika tidak milyaran) ke lantai pasar modal di seluruh penjuru dunia. Antusiasnya para investor tidak terhalangi oleh batasan negara, misalnya: investor dari Amerika bisa dengan mudah berinvestasi di Eropa atau di Singapore atau bahkan di Indonesia dan Vice Versa. Ke-efektif-an pasar dunia ini tergantung pada ke-tepat waktu-an dari informasi keuangan yang transparan, dapat dibandingkan dan relevan. Bukan hanya investor dan analyst yang membutuhkan informasi seperti ini, melainkan juga dibutuhkan oleh stake holder lainnya (pekerja, suppliers, customers, institusi penyedia kredit, bahkan pemerintah). Mereka (stake holders) di jaman globalisasi ini bukan hanya sekedar ingin mengetahui informasi keuangan dari satu perusahaan saja, melainkan dari banyak perusahaan (jika bisa mungkin dari semua perusahaan) dari seluruh belahan dunia, untuk tujuan benchmarking, membandingkan antar industri vertical maupun horizontal. Benchmarking adalah sangat krusial jika mau kompetitif dalam global bisnis di masa sekarang ini. Jika tidak, maka akan tergilas.

Pertanyaannya adalah bagaimana kebutuhan ini bisa terpenuhi jika perusahaan – perusahaan masih memakai tata cara, bentuk dan prinsip pelaporan keuangan yang berbeda – beda ?

Beberapa standar Akuntansi :

· Standar Akuntansi USA

Amerika memakai FASB dan US GAAP (Generally Accepted Accounting Principles)

· Standar Akuntansi Inggris dan Eropa

Uni Eropa memakai IAS dan IASB

· Standar Akuntansi Indonesia

Indonesia memakai PSAK – nya IAI

· Standar Akuntansi lainnya

Standar Akuntansi USA :

· Tidak ada kodefikasi

· CAP

· APB statement

· FASB

Standar Akuntansi Indonesia :

· Standar “sound business practices” gaya Belanda

· PAI & USA

· PSA

· PSAK prinsip Amerika

· PSAK prinsip IASC – IFRS

IFRS adalah tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya. Teknik untuk menyusun laporan keuangan dibutuhkan standard.

Di Amerika, terdapat standar yang terbagi dalam tiga era :

1. Standar ditentukan / disusun oleh manajemen

Standar ditentukan / disusun oleh manajemen karena yang membutuhkan adalah pihak manajemen.

2. Standar ditentukan / disusun oleh profesi

Standar ditentukan / disusun oleh profesi karena profesi yang bertugas untuk menyusun dan mengaudit laporan keuangan.

3. Financial Accounting Standard World (FASW)

FASW lahir setelah orang menilai pihak kreditur terlalu dominant dalam menyusun standar akuntansi keuangan.

Standar Akuntansi yang menjadi dua kekuatan besar dunia :

1. Amerika = FASB dan US GAAP

2. Internasional = Eropa = dibentuk IASC yang kemudian berubah IFRS

Berdirinya IASC :

o 1973

Badan Profesi Australia, Canada, France, Jerman, Jepang, Meksiko, Belanda, U.K dan USAK yang membentuk IASC.

o 1975

§ IAS # 1 Disc of Acc Policy keluar

§ IAS # 2 Valuation and Presentation of Inventory in the Context of HC Issued.

Apa yang menimbulkan munculnya IFRS ?

Pada hakekatnya standar Akuntansi focus perhatiaannya hanya kepada Pasar Modal. Kecanggihan teknologi informasi yang berkembang pesat yang telah mengubah lingkungan pelaporan keuangan, mengurangi batasan jarak fisik dan mampu membuat informasi menjadi tersedia di seluruh dunia. Jutaan atau bahkan milyaran investor dapat dengan mudah masuk ke lantai Pasar Modal di seluruh penjuru dunia. Para investor tidak terhalangi oleh batasan negara. Para investor dapat dengan mudah ber-investasi di satu negara lain atau bahkan ber-investasi di beberapa negara sekaligus. Misalnya, investor dari negara Jerman bisa dengan mudah ber-investasi di negara Amerika, Perancis, Indonesia dan negara – negara lain.

Standar Akuntansi dibutuhkan oleh Pasar Modal dan lembaga yang memiliki Agency Problem. Agency Problem adalah masalah jarak antara principle dan agent, oleh karena itu dibutuhkan jembatan antara pemilik dan buruh atau pekerja yang disebut Agency Relation yaitu informasi. Informasi disini yaitu berupa laporan tentang asset, resources dan lainnya yang berhubungan tentang keadaan perusahaan, yang dibuat oleh agent dan diserahkan kepada principles (pemilik). Biaya yang dikleuarkan untuk menjaga hubungan baik antara principles dan agent disebut Agency Cost.

IFRS di Indonesia

o Di Indonesia selama dalam penjajahan Belanda, tidak ada standar Akuntansi yang dipakai. Indonesia memakai standar (Sound Business Practices) gaya Belanda.

o Sampai Thn. 1955 = Indonesia belum mempunyai undang – undang resmi / peraturan tentang standar keuangan.

o Thn. 1974 = Indonesia mengikuti standar Akuntansi Amerika yang dibuat oleh IAI yang disebut dengan prinsip Akuntansi.

o Thn. 1984 = Prinsip Akuntansi di Indonesia ditetapkan menjadi standar Akuntansi.

o Akhir Thn. 1984 = Standar Akuntansi di Indonesia mengikuti standar yang bersumber dari IASC.

o Sejak Thn. 1994 = IAI sudah committed mengikuti IASC / IFRS.

o Thn. 2008 = diharapkan perbedaan PSAK dengan IFRS akan dapat diselesaikan.

o Thn. 2012 = Ikut IFRS sepenuhnya?

Upaya untuk memperkuat Arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan, membuat International Accounting Standard Boards (IASB) melakukan percepatan harmonisasi standar Akuntansi internasional khususnya International Financial Reporting Standard (IFRS) yang dibuat oleh IASB dan Financial Accounting Standard Boards (badan pembuat standar Akuntansi di Amerika Serikat).

Perkembangan Convergensi ke IFRS di Uni Eropa :

· 1982 = IFAC mengendors IASC sebagai Global Accounting Standard.

· 1989 = Federasi Akuntansi Eropa mengendors IASC.

· 1994 = IASC Advisory Council Approved selaku oversight and finance.

· 1995 = IASC & IOSCO menandatangani perjanjian agar negara – negara Uni Eropa harus mengikuti IASs.

· 1996 = US SEC endors IASC to initiate the dev of global accounting standards.

· 1997 = IASC Forms SIC Standing Interpretation Committee, Forms SWP (Strategy Working Party).

· 1998 = IFAC / IASC memperluas kenggotaan menjadi 140 bodies di 101 negara.

· 1999 = G7 Finance Ministers and IMF Support IASs Strengthen International Financial Structure.

· 2000 = IASB new chairman Sir David Tweedie appointed.

· 2001 = IASB dilahirkan sebagai pengganti IASC. Isinya untuk melakukan convergensi ke global Accounting standards dengan kualitas :

1. Single Set and High Quality.

2. Transparant dan komparabel Laporan Keuangan.

3. Berguna bagi pemain Pasar Modal dunia.

§ 2001 = IASC Foundation Formed, IASB a Standard Setting body IASs and SIC are adopted by IASB.

§ 2002

§ SIC diganti IFRIC (International Financial Reporting Interpretation Committee).

§ Europe requires IFRSs listed companies 2005.

§ IASB dan FASB agree on convergence.

§ 2003 = IFRSs # 1 dan IFRIC # 1 dikeluarkan.

§ 2004 = IFRSs # 2 – 6 dikeluarkan.

§ 2005 = IASB Board member menjadi IFRIC chairman.

Perkembangan Convergensi standar Akuntansi International khususnya IFRS yang dibuat oleh IASB dan FASB.

· October 2002 = FASB dan IASB sepakat untuk melakukan langkah untuk melakukan convergensi standar Akuntansi US GAAP dan IFRSs. Ditandatangani MoU yang disebut “the Norwalk Agreement” yang berisi :

1. Kedua standar menjadi compatible.

2. Melakukan koordinasi untuk terus memlihara compatibility.

Anggota IASB :

- Sir David Tweedie, Chairman - Gilbert Gelard

- Thomas E. Jones, Vice Chairman - James J. Leisenring

- Mary R. Barth - Warren Mc. Gregor

- Hans - Georg Bruns - Patricia O’Malley

- Anthony T. Cope - Jhon T. Smith

- Jan Engstrom - Geoffrey Whittington

- Robert P. Garnett - Tatsumi Yamada

Proses Convergency

1. Melakukan pertemuan antara Dewan.

2. Menyesuaikan agenda termasuk untuk mempercepat konvergensi.

3. Join staffing untuk melakukan proyek bersama.

4. Dalam jangka pendek melakukan revisi untuk mengeliminasi inkonsistensi antara kedua standard.

5. Proyek mengidentifikasi perbedaan mendasar antara kedua standar.

6. Koordinasi antara FASb emerging Issue task force dan IASB’s IFRS interpretation committee.

IFRS STRUCTURE

Keuntungan (kelebihan) jika mengadopsi IFRS

Membuat perubahan ke IFRS, artinya anda sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global, yang akan membuat perusahaan (business) anda bisa dimengerti oleh global market (pasar dunia). Thus, jika kinerja perusahaan anda memang memiliki nilai jual yang pantas, maka potensi trade yang dihasilkan logikanya akan lebih bagus dibandingkan ketika perusahaan anda belum mengadopsi IFRS dalam pembuatan laporan keluarganya. The big – 5 accounting firm mostly mengatakan bahwa banyak dari perusahaan – perusahaan yang telah mengadopsi IFRS mengalami kemajuan yang significant dalam rangka memenuhi maksud mereka memasuki Pasar Modal dunia (global).

Beralih ke IFRS bukanlah sekedar pekerjaan mengganti angka – angka di laporan keuangan, tetapi mungkin akan mengubah pola piker dan cara semua element di dalam perusahaan.

Tantangan dari Corporate ke Campus

Bagi perusahaan pada umumnya, yang menjadi bahan pertimbangan apakah akan beralih ke IFRS atau tidak adalah “Apakah implementasi IFRS akan menghasilkan incremental benefit atau tidak?”. Tetapi bagi perusahaan – perusahaan yang sudah go international, atau yang memiliki partner dari Uni Eropa, Australia dan Russia dan beberapa Middle East countries, tentu sudah tidak punya pilihan lain selain “mau tidak mau harus mulai berusaha menerapkan IFRS” dalam pelaporan keuangannya jika masih mau berpartner dengan mereka.

Perubahan tata cara pelaporan keuangan GAAP (atau PSAK atau lainnya) ke IFRS berdampak sangat luas. IFRS akan menjadi “kompetensi wajib-baru” bagi para pekerja accounting.

Namun sampai saat ini IFRS belum manjadi one global accounting stanrdar, walaupun standar IFRS telah digunakan oleh lebih 100 negara, termasuk Jepang, China, Kanada dan 27 negara Uni Eropa. Sekitar 85 dari negara – negara tersebut mewajibkan laporan keuangan mengunakan IFRS untuk semua perusahaan domestic, perusahaan tercatat.

Simpulan

Menurut kelompok kami:

  • Penerapan IFRS di Indonesia saat ini merupakan suatu langkah tepat dalam mempersiapkan bangsa Indonesia menuju era perdagangan bebas. Meskipun saat ini masih menjadi pembicaraan hangat di kalangan ekonomi, khususnya dikalangan akuntan. Dan pengimlementasian IFRS secara penuh di Indonesia direncanakan akan ditetapkan pada tahun 2012.
  • Adapun manfaat dari program konvergensi IFRS ini diharapkan akan mengurangi hambatan – hambatan investasi, meningkatkan transfaransi perusahaan, mengurangi biaya yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan, mengurangi cost of capital. Sementara tujuan kahir laporan keuangan yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) hanya memerlukan sedikit rekonsiliasi untuk menghasilkan laporan kuangan berdasarkan IFRS.
  • Dengan adanya standar global tersebut memungkinkan keterbandingan dan pertukaran informasi secara universal. Konvergensi IFRS dapat meningkatkan daya informasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Adopsi standar internasional juga sangat penting dalam rangka stabilitas perekonomian.


(berbagai sumber)



|

Copyright © 2009 Blog Alinda Martha Fury All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.